Jumat, 18 Maret 2016

BAB V Pengungkapan dan Pelaporan Akuntansi Internasional (Bagian 2)



Ecobalance
            Untuk mencapai target peningkatan 10% dalam ecobalance group, sebuah kriteria harus dibuat yang bisa dibandingkan terhadap sejumlah tahun. Pokok – pokok telah ditambahkan dan memperlihatkan kegunaan terhadap sejumlah pegawai. Rasio selama tahun sebelumnya adalah 6,58, sebuah angka yang tersaji sebagaimana jalur dasar untuk mengukur beberapa peningkatan.

Biaya investasi dan operasional
            Pengerluaran SHE Roche Group ditotalkan 596 juta Franc Swiss pada tahun 2005. Penghitungan investasi SHE dicatat dengan nilai penuh konstruksi proyek, misalkan: sistem pemadam api, pengelolaan cairan limbah atau sarana pembakaran limbah. Pada tahun 2005 jumlah investasi adalah 20 juta Franc Swiss untuk proteksi lingkungan dan 120 juta franc Swiss untuk keamanan dan kesehatan.
            Biaya usaha SHE selama tahun-tahun pengulasan tercatat 356 juta franc Swiss. Hal ini termasuk pengeluaran untuk layanan jasa dan biaya personal di area SHE. Pada tahun 2005, jumlah seluruh pegawai yang bekerja penuh dalam SHE di Roche Group adalah 559. SHE memperlihatkan biaya sebagai sebuah proporsi total penjualan 1,68% pada tahun 2005 (2004 1,62%).

Proteksi keamanan dan kesehatan
Komisi kesehatan dan keamanan yang berfokus pada aktivitas secara teknik (produksi, laboratorium, lokakarya) telah diberitahukan secara virtual di semua cabang Roche. Inisiatif yang mencakup penawaran pengobatan pencegahan adalah sebagai bagian dari langkah-langkah program pengawasan kesehatan. Pada tahun 2005 Roche mulai mengumpulkan data ketidakhadiran secara umum. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan sesuatu tentang penyebab ketidakhadiran tersebut dan mencoba untuk mencari kemungkinan peningkatan.       
 
Kecelakaan dalam pekerjaan
            Jumlah kecelakaan dalam perkerjaan di Roche sedikit memburuk. Sejumlah kecelakaan yang melibatkan pegawai Roche meningkat 14,2% pada tahun 2005, kecelakaan parah, misalnya: jumlah hari kerja yang kosong per kecelakaan adalah sebagai akibat dari kecelakaan, meningkat 12%, RAR meningkat 12,5%.

Penyakit dalam perkerjaan
            Jumlah total pekerja yang sakit dilaporkan meningkat 60%, 42% lebih hari kerja kosong sebagai akibat dari sakit pada tahun pembahasan. Kebanyakan dari penyakit adalah bermasalah dengan tulang belakang dan khususnya peradangan atas pergerakan yang ekstrim. Kesakitan yang berhubungan penggunaan zat kimia hanya alergi saja tidak sampai keracunan.

Insiden
            Pada tahun 2005 tidak ada insiden atau kecelakaan dengan pengaruh signifikan terhadap pegawai atau lingkungan yang dilaporkan di area mana saja di Roche Group. Berkat angka kecelakaan yang kecil, analisis statistik nyatanya tidak mungkin.

Transportasi
            Pengangkutan darat dihitung sebagai barang bergerak (81,6%), diikuti oleh pengangkutan udara (14%). Hanya dua insiden yang dilaporkan pada tahun 2005.

Proteksi Lingkungan
Konsumsi energi
            Perkembangan ketahanan juga meliputi tanggung jawab penggunaan sumber-sumber energi. Roche membuat dua buah tujuan guna mengurangi konsumsi energi perusahaan: bersamaan dengan target perusahaan tentang pengurangan pemakaian energi 10% yang hubungannya dengan penjualan dalam lima tahun (per 2008), sebuah tambahan target jangka panjang telah dibuat: untuk mengurangi konsumsi lebih dari 10% yang berkaitan dengan hitungan per kepala selama periode 2005-2010.

Gas Rumah Kaca
            Emisi gas rumah kaca diukur sesuai dengan greenhouse gas protocol, yang sesuai standar GRI. Emisi gas rumah kaca di Roche sebagian besar mengandung CO2 dari penghasil tenaga. Roche bertanggung jawab untuk pengeluaran CO2 yang dijumlahkan menjadi 1.059.304 metrik ton per tahun 2005.
            Halogenated Hydrocarbons berperan kecil dalam gas emisi gas rumah kaca. Mereka digunakan dalam mendinginkan dan mengondisikan instalasi udara. Pada tahun 2005 emisi ini mencapai 7,2 metrik ton. Strategi cuaca Roche menetukan ukuran emisi yang lebih rendah di kedua area: hubungan terdekat antara penghasilan tenaga dan hasil CO2 yang berarti bahwa ukuran penghematan energy secara otomatis akan membawa pengurangan emisi CO2.

Efek rumah kaca – kontribusi Roche
            Untuk menghitung kontribusi pasti Roche terhadap efek rumah kaca-dituliskan dalam CO2 Ekuivalen per juta francs pada penjualan-emisi gas rumah kaca dan penjualan sesuai dengan benchmark. Pada tahun 2005 semua hasil ini dengan nilai 30,37, menunjukan sebuah perbaikan 12,7% setelah tahun 2004.

Limbah
            Pada tahun 2005, volume pembuangan hasil zat kimia berkisar 38.380 metrik per ton, dimana 37.116 metrik ton telah menjadi abu. Sebagaimana limbah atau barang bekas, 5.674 metrik ton sisa tambahan telah di daur ulang.

Area tercemar adalah tanggung jawab pengguna
            Kegiatan di bidang industry meninggalkan jejak di lokasi yang bisa dipertanyakan. Zat yang digunakan dalam instalasi di mana zat kimia dibuat atau diproses sering meninggalkan sisa di tanah. Wilayah tercemar adalah subjek untuk meningkatkan pengawasan dan pengujian untuk mengevaluasi risiko dan menggalakan langkah-langkah untuk penampungan dan perbaikan wilayah yang dipertanyakan.
Roche adalah perusahaan obat-obatan dengan volume produksi zat kimia yang realtif kecil, jumlah total limbah kimia dan per lembar dari simpanan dalam hal wilayah penampungan terbilang kecil. Segera setelah wilayah tercemar menjadi perhatian kami, kami mengatur pembelajaran untuk mengevaluasi risikonya. Dimana Kita semata-mata bertanggung jawab untuk wilayah tercemar atau penampungan, kami telah melakukan investigasi dan mengambil semua pengukuran guna adanya perbaikan.

Emisi Udara
            Pada tahun 2005 Roche bertanggung jawab atas 514 metrik ton emisi non-organik dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx). Emisi dan Volatile Organic Compounds (VOCs) menjadi 604 metrik ton, dimana 6% berisi halogen.

Air Limbah
            Muatan Karbon organic diukur sebagai total organic carbon (TOC) setelah adanya penangan air limbah. Total 1.830 metrik ton yan dibuang pada tahun 2004. Besi padat yang dibuang dalam air limbah mencapai 1.463 metrik ton.

Penggunaan air
            Laporan penggunaan air di Roche berdasarkan GRI Water Protocol. Pada tahun 2004; 3,9 juta metric ton telah dikonsumsi. Sebanyak 7,1 juta metrik ton air limbah telah dimurnikan dalam area penaganan limbah; 9,8 juta metrik ton air hasil dari system pendingin yang bias diputar balik untuk menerima air.

Bahan Kimia Khusus
            Pada tahun pengawasan, total 4.346 metrik ton pelarut halogen telah digunakan di fasilitas laboratorium dan produksi Roche. Sesuai dengan Instruksi Group, semua perusahaan afiliasi Roche memberikan sejumlah hitungan dan penggunaan zat kimia adalah, sebagai perintis zat kimia untuk senjata kimia, obat dan narkotika, masalah regulasi internasional.



Tampilan 5-4                          Laporan Auditor dalam Pelaporan ketahanan Roche

Laporan Asuransi Independen dalam Pelaporan Ketahanan Roche Group 2005
Kepada Komisi Ketahanan Perusahaan Roche
            Kami telah dilibatkan untuk memberikan asuransi pada laporan ketahanan Roche dan gabungan semua cabang, semuanya untuk setahun yang berakhir 31 Desember 2005. Kami telah melakukan prosedur pengumpulan bukti pada :
·         Angka-angka kunci pada table SHE
·         Beberapa memilih informasi social; dan
·         Manajemen dan pelaporan persiapan laporan dan penggambaran
Kami telah mengevaluasi permasalahan terhadap kriteria berikut yang dijelaskan:
·         Pedoman pelaporan ketahanan internal Roche yang dikeluarkan European Chemical Industry Council (CEFIC) dan pedoman pelaporan ketahanan tahun 2002 yang dikeluarkan Global Reporting Initiative (GRI);
·         Prosedur di mana data SHE dan data social disiapkan, disusun, dan dijumlahkan; dan
·         Pengendalian lingkungan pada akurasi dan kompetensi data SHE dan data social.
Kami merangcang dan melaksanakan proses pengumpulan bukti untuk mendasari kesimpulan sesuai dengan Internasional Standard on Assurance Engagements (ISAE) 3000 ‘Penggunaan asuransi daripada Audit dan pengulasan informasi historis,’ yang disepakati Desember oleh IAASB.
            Cakupan Proses pengumpulan bukti kami adalah untuk:
·         Menilai bagaimakah staf Roche menerapkan pelaporan ketahanan internal group per area dengan menggunakan lima area produksi ;
·         Menguji keefektifan system laporan ketahanan internal untuk mengumpulkan data SHE dan data social dari area Group;
·         Mengamati keseragaman dengan pedoman pelaporan ketahanan internal Group di area terpilih; dan
·         Melakukan prosedur secara spesifik untuk memeriksa, pada contoh, data SHE dan data social.
Prosedur pengumpulan bukti kami meliputi pekerjaan berikut ini:
·         Mengunjungi area terpilih di Austria;
·         Mewawancarai staf untuk pemlihan data dan laporan ketahanan;
·         Menilai proses penggabungan di tingkat Group;
·         Membaca dan melaksanakan tes pada dokumentasi, termasuk kebijakan group sturktur manajemen dan laporan , dokumentasi dan system yang digunakan untuk mengumpulkan data;
·         Melakukan pengujian.
Dalam Pendapat kami
·         Pedoman pelaporan ketahanan internal Roche Group diterapkan secara tepat di tempat-tempat yang terpilih;
·         System pelaporan SHE internal untuk mengumpulkan data SHE berfungsi seperti yang direncanakan; dan
·         Laporan dimensi social memberikan sebuah dasar pengungkapan dimensi informasi social yang tepat berdasarkan kriteria evaluasi.
Berdasarkan pekerjaan kami yang dijelaskan dalam laporan ini, tidak ada sesuatu pun yang membuat kami meragukan prosedur dimana data SHE memberikan gambaran wajar terhadap SHE dan kinerja dimensi social, di semua aspek materi, berdasarkan evaluasi.

PricewaterhouseCoopers AG
Dr. Thomas Scheiwiller
Jurg Hutter
Zurich, 16 Januari 2006




Minggu, 22 November 2015

GCG Industri Makanan


Jurnal
Sekilas Abstrak
Hasil Penelitian
Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverage


Tri Kartika Pertiwi &
Ferry Madi Ika Pratama
UPN Veteran Jawa Timur
menganalisis Good Corporate Governance sebagai variabel moderasi.Obyek penelitian adalah perusahaan Food and Bevarage.
Good Corporate Governance tidak mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial bukanlah variabel pemo-derasi. Disebabkan oleh karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Pemilik (principal/investor/ pemegang saham) belum bisa memberikan keper-cayaan penuh mengenai jalannya perusahaan kepada manajemen perusahaan. Di samping itu, pemegang saham menganggap bahwa Dewan Komisaris tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai per-usahaan mereka.


PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN KELUARGA : STUDI DESKRIPTIF PADA DISTRIBUTOR MAKANAN




Lukas William Andypratama dan Ronny H. Mustamu
Universitas Kristen Petra

Dalam perkembangannya perusahaan keluarga tidak lepas dari konflik antara pihak pemilik dengan stakeholder. Untuk penyelesaian konflik maka penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG), yang terdiri dari prinsip transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness, sangat dibutuhkan dalam perusahaan.
Hal ini sangat penting karena dengan melaksanakan GCG bisa menambah performance dan valuasi perusahaan tersebut.  Penulisan ini meneliti bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance pada suatu perusahaan yaitu distributor makanan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapati masih ada bagian dari prinsip GCG yang belum dilaksanakan, yaitu prinsip accountability dan responsibility. Diharapkan perusahaan bisa melaksanakan prinsip accountability dan responsibility yang belum terlaksana, sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip lainnya.

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan


Tri Purwani
Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (CGG) terhadap kinerja perusahaan. Penerapan GCG diukur berdasarkan hasil survei tahunan oleh The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) yang diterbitkan dalam The Report of Performance Index Corporate Governance (CGPI). Penelitian ini menggunakan regresi sebagai instrumen statistik. Sampel perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta yang mengambil bagian survei oleh IICG dan mencetak gol di CGPI selama tahun 2004 sampai 2008. Dua variabel lain, peluang pertumbuhan dan ukuran perusahaan ditambahkan sebagai variabel kontrol dari variabel penerapan GCG.

Penerapan good corporate governance tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja perusahaan dengan alat ukur EVA Momentum. Hal ini berarti tidak konsisten dengan teori yang
menyatakan bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang kemudian disebut dengan anomali.
Faktor anomali :

·         Manfaat yang dapat dirasakan dari penerapan GCG bersifat long term atau jangka panjang

·         Banyak perusahaan yang masih menerapkan prinsip GCG hanya karena dorongan regulasi. Prinsip-prinsip GCG belum menjadi kultur dalam perusahaan dan belum dimanfaatkan hingga pada tingkat penunjang kinerja perusahaan secara signifikan dan dalam menilai kinerja perusahaan.

·         Sistem birokrasi dan penegakan hukum yang masih sangat buruk di Indonesia, serta pemberantasan korupsi yang lemah semakin mendukung kurangnya keseriusan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menerapkan Good Corporate Governance. 






Kesimpulan :
Hasil kesimpulan kami berdasarkan ketiga referensi jurnal diatas adalah bahwa penerapan Good Corporate Governance industri makanan di Indonesia masih kurang efektif karena mayoritas pemegang saham adalah keluarga, dimana Pemilik (principal/investor/ pemegang saham) belum bisa memberikan keper-cayaan penuh mengenai jalannya perusahaan kepada manajemen perusahaan. Dan berdasarkan alat hitung yang digunakan oleh masih-masih penulis diatas menunjukkan bahwa GCG tidak memberikan pengaruh terhadap variabel penelitian yang digunakan penulis. Prinsip-prinsip GCG belum menjadi kultur dalam perusahaan dan belum dimanfaatkan hingga pada tingkat penunjang kinerja perusahaan secara signifikan dan dalam menilai kinerja perusahaan.